Aku melihatmu disana. Dibalik
jendela besar berkusen merah. Menatap ke depan mendengarkan professormu bicara,
mencoba untuk berkonsentrasi. Sesekali kamu menguap, memainkan pulpen hitam di
sela-sela jarimu. Kadang kamu menopang dagu sambil mengerut, lalu beberapa saat
kemudian kerutan itu menghilang diganti anggukan tanda kamu memahami sesuatu.
Kali ini kamu tertawa, aku bisa melihatnya dari sini. Aku ingin tahu apa yang
membuatmu tertawa, apa professor mu sedang mencoba stand up comedy? Apa temanmu
menjawab pertanyaan dengan guyonan? Aku ingin tahu karena aku suka tawa atau senyummu.
Aku suka yang ada padamu kecuali satu itu.
Profesor itu sudah pergi sepuluh
menit yang lalu. Juga sebagian besar manusia di dalam ruangan itu pergi, kamu
masih tetap duduk di tempat yang sama di sana. Mengambil ipod dari dalam tasmu,
kemudian larut dalam lagu yang dilantunkankan oleh earphone biru. Ah, sekali
lagi kamu membuatku penasaran dengan lagu yang sedang kau dengarkan. Apakah
selera music kita sama? Atau mungkin kita menyukai band yang sama? Seperti Tom
Hansen dan Summer Finn yang menyukai The Smiths. Memiliki kesukaan yang sama
dengan mu adalah kebahagian kecilku. Seperti kau menyukai warna biru, demikian
aku menyukai biru. Hei, bukankah bahagia itu sederhana?.
Apakah kau masih lama disana? Aku
harus pergi sebentar lagi. Ini aneh, aku tidak ini pergi saat kau masih disana,
tapi juga tidak ingin kau menghilang dari pandanganku saat aku masih ada
disini. Ya, aku masih ingin menikmati pemandangan ini. Sesekali kudapati kau
memandang keluar jendela, apakah kamu bisa melihatku? Pasti tidak. Mana mungkin
kau dapat melihatku saja diantara banyak orang. Yang duduk di bawah pohon
dipinggir lapangan bukan hanya aku. Apakah kau menanti dia? Ah sungguh menyesal
aku berpikir demikian, karena seketika itu mataku menangkap gerakan seseorang
mendekatimu. Akhirnya sesuatu yang tidak kusukai darimu datang juga. Ya, gadis
manis berkardigan kuning lemon itu muncul juga. Dan tahukah kau yang apa yang
membuatku meringis? Senyumanmu. Sudahlah, tontonan gratis sudah selesai, sudah
saatnya aku pergi. Dengan setengah malas aku meraih backpack biruku, memakai topi
lalu berjalan menjauhi jendela besar berkusen merah.
picture from Pinterest
picture from Pinterest
No comments:
Post a Comment