January 17, 2012

Photoboother

I love photo booth so much! unfortunately, now there is no photo box with a good quality print in Bali. and I am very grateful to people who create the photo booth site on the internet!! I've tried LaPhotoCabine, but now I find Photoboother via crafted by lindy. It is cool! so easy to use!





Perpisahan terakhir

Kehilangan itu seperti sebuah lubang kosong. Lubang yang tadinya berisi dengan hal-hal yang kita cintai. Lubang yang mungkin saja penuh terisi hingga meluap, atau bisa juga baru setengah terisi.
Kehilangan itu bisa saja berupa barang kesayangan ataupun barang yang sering kita pakai. Bisa juga orang yang kita cintai ataupun orang lain yang dekat dengan kita, sahabat, teman, teman dari teman, atau anak dari teman.
Kehilangan itu seperti ketika kita terpaksa atau dipaksa mengganti sesuatu yang setiap hari kita pakai, kita bawa kemana-mana, sesuatu yang dekat dengan kita, dengan sesuatu yang baru, karena yang lama itu rusak atau hilang.

Pagi tadi, kira-kira jam 9.27, saya pergi ke rumah seorang teman gereja (saya memanggilnya abang dan istrinya saya panggil kakak) di daerah Gatot Subroto timur. Abang dan kakak telah kehilangan sesuatu yang berharga dan sangat mereka sayangi. Ya, sudah 4 hari ini di dalam rumah mereka terbaring seperti tidur, anak laki-laki kebanggaan keluarga kecil ini. Hari ini, saya datang untuk mengucapkan selamat jalan untuk terakhir kalinya pada adik kecil tampan itu.

Mungkin saya belum menikah dan punya anak, tapi yang namanya kehilangan anggota keluarga itu pasti sangat berat dan sangat sedih. Sejak mendapat berita duka itu, saya datang melayat setiap hari hingga tadi pagi dimakamkan. Sejak itu pula, setiap hari terlintas pemikiran-pemikiran tentang kematian.
Tidak seorangpun tau kapan dia akan dipanggil pulang oleh pemilik kehidupan. Lalu siapkah kita ketika dipanggil pulang?

Saat dipemakaman tadi, Andrea berbisik "Aku nanti nggak mau mati". Anak kecil ini saja bisa bilang dia tidak ingin mati, apalagi saya. Mungkin maksud Andrea lebih kepada kematian itu menakutkan dan menyedihkan. Tapi bagi saya kematian itu seperti dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan atas apa yang sudah saya kerjakan di dunia ini. Saya merasa masih belum berjalan sesuai kehendak Tuhan, bahwa saya masih sering melanggar perintahNya. Saya belum siap untuk dipanggil. Tapi balik lagi pada kenyataan diatas kalau tidak seorangpun bisa mengatur tanggal kematiannya. Mungkin ini memberikan saya sebuah pencerahan bahwa hidup saya harus lebih dekat lagi kepada Bapa pencipta alam semesta.

Turut berduka ya Abang, Kakak...