September 15, 2013

Mie Ayam Pak Debrur



Hidup di kota kecil di bagian timur Indonesia itu ada suka dukanya. Sukanya karena nggak bakalan ketemu yang macet disini. Suka karena banyak pantai keren disini yang masih bersih, sepi, dan gratis. Masih banyak suka-suka yang lain. Tapi dukanya juga lumayan! Di sini sering sekali mati listrik -,-“ bias banget saat lagi seru-serunya nonton tiba-tiba tivi mati, lagi nungguin download-tan yang dikit lagi kelar tau-tau wifi mati. Ketika kelar kuliah dan balik ke sini, 3 bulan pertama rasanya menderita sekali. Kota besar memanjakan kita dengan segala fasilitasnya, sedangkan disini mall tidak ada walaupun saya bukan orang yang sering belanja ke mall, paling tidak cuci mata di mall itu perlu. Hehehe..
Urusan makan-makanan sangat mendukakan hati saya ketika kembali ke sini. Bayangkan saja di kota besar tempat makan bertebaran dimana-mana, lagi pengen makan apa aja bias dicari. Hampir 8 bulan disini saya baru menemukan 4 warung padang tapi yang enak cuma 1. Mau masak sendiri, disini kekurangan bahan mentah, kalau pun ada ya nggak segar, kalaupun ada yang segar yang untung-untungan kalo nggak keduluanan orang lain. Oiya, harga bahan pangan di pasar juga harganya bikin ngurut dada. Karena itu kadang saya memilih beli makanan di luar aja deh.
Biasanya saya dan teman-teman mencari makan ke tengah kota, disana ada 1 tanah kosong bekas kantor pemerintah daerah yang kini dipakai oleh para pedagang dengan membuka warung tenda. Pilihan makanannya tidak banyak, ada mie ayam, sate ayam/kambing, soto ayam, gule kambing, dan bakso. Saya perhatikan tadi ada warung tenda yang menjual nasi goreng. Favorit saya dari dulu adalah Mie Ayam Pak Debrur. Porsinya banyak dan rasanya enak pake banget!. Hanya saja kekurangan makan disana adalah tempat makannya. Karena ini warung tenda, setiap warung Cuma dibatasi oleh kain-kain bekas spanduk iklan. Jadi apa yang konsumen warung sebelah gosipin, komsumen warung sebelah bisa denger. Pengalaman saya beberapa hari lalu saat makan bakso tapi dikirimin asap dari warung sate ayam sebelah. Seperti hari ini saya makan mie ayam tapi dapat kiriman asap sate kambing dari sebelah. Tapi ini bukan kejadian yang sering sih, ini kebetulan saja warung Pak De lagi penuh dan spot ideal di pojok belakang sudah terisi, yang tersisa cuma di depan yang lumayan dekat alat bakar sate warung sebelah. Yang penting perut kenyang, hatipun senang.

#PeopleAroundUs - Day3. 15 September 2013

No comments:

Post a Comment